Pelan-pelan saja, Aku masih bertahan.
Hari ini aku bangun seperti biasa.
Menyapa pagi, menyeduh secangkir teh, lalu menghadapi rutinitas yang entah kenapa... terasa berat lagi.
Aku bukan ibu yang sempurna.
Bukan istri yang selalu sabar.
Tapi aku adalah perempuan yang sedang belajar —
belajar menjadi kuat saat tak ada pundak yang bisa diandalkan,
belajar tersenyum di depan anak-anak meski hati sedang gaduh.
Kadang aku lelah,
bukan karena tak sanggup,
tapi karena merasa berjuang sendiri dalam sebuah hubungan yang katanya "berdua".
Aku sudah banyak mengalah,
sudah sering diam walau ingin bicara,
sudah mencoba sabar meski tak dihargai,
sudah memberi ruang berkali-kali... tapi tak pernah diisi.
Bukan, aku bukan ingin menyerah.
Aku cuma ingin dimengerti.
Aku juga manusia.
Aku butuh rasa aman.
Butuh kejelasan arah.
Butuh seseorang yang mau berjuang, bukan hanya berkata "lagi usaha" tanpa tindakan.
Tapi hari ini…
aku ingin pelan-pelan saja.
Pelan-pelan menerima kenyataan,
pelan-pelan melepaskan ekspektasi,
pelan-pelan mencintai diriku sendiri lagi,
dan pelan-pelan membangun langkah kecil untuk masa depan anak-anakku.
Aku tidak tahu akan bagaimana esok.
Tapi hari ini aku tetap berdiri.
Karena menyerah bukan pilihanku —
yang aku pilih adalah menyelamatkan diriku dan anak-anakku, satu langkah kecil setiap harinya.
Untuk kamu yang membaca ini dan merasakan hal yang sama:
kita tidak sendiri.
Dan kita tidak lemah — kita cuma terlalu lama diam dan menahan luka.
Hari ini… cukup pelan-pelan saja.
Tapi tetap melangkah. 🌿
Komentar
Posting Komentar