"Menjadi Ibu, Menjadi Istri, Menjadi Aku — Ketika Semua Peran Butuh Tenaga”
Hari ini… tubuh terasa berat.
Bukan hanya karena kurang tidur atau kondisi yang kurang sehat,
tapi karena pikiran yg penuh.
Penuh dengan tanggung jawab, pertanyaan, harapan, dan diam-diam... kelelahan yang tak sempat ditunjukkan.
Kadang berpikir,
"Bisakah berhenti bekerja sejenak?"
"Bisakah di rumah, fokus menjadi ibu tanpa harus memikirkan pekerjaan kantor atau tekanan dari luar?"
Tapi belum bisa.
Karena hidup masih terus menuntut, dan masih ada tanggungan yang harus dipenuhi.
Bukan karena tak ingin menjadi ibu rumah tangga.
Tapi karena sekarang, bertahan di pekerjaan adalah satu-satunya cara menjaga atap tetap ada di atas kepala kami.
---
Terkadang iri pada orang-orang yang bisa memilih diam di rumah dengan tenang.
Kadang lelah menjadi perempuan yang harus tersenyum walau hatinya sedang jatuh.
Tapi percaya Allah melihat semuanya.
Allah tahu yang sedang di ikhtiar kan.
Allah tahu semua ini bukan untuk menyerah— hanya butuh jeda.
Dan hari ini…
Aku ingin memberi diriku sendiri ruang untuk tidak apa-apa.
Tidak semangat hari ini, tidak bisa produktif hari ini, tidak kuat sepenuhnya hari ini.
Tapi tetap bernapas. Tetap bertahan. Tetap berharap.
Karena aku tahu, walau hari ini lelah,
besok akan bangkit lagi —
dengan sisa tenaga, cinta, dan doa yang terus kupanjatkan.
Komentar
Posting Komentar